Describe Regarding Books Ibuk,
Title | : | Ibuk, |
Author | : | Iwan Setyawan |
Book Format | : | Paperback |
Book Edition | : | First Edition |
Pages | : | Pages: 291 pages |
Published | : | June 2012 by Gramedia Pustaka Utama |
Categories | : | Novels. Fiction. Asian Literature. Indonesian Literature. Family. True Story |
Iwan Setyawan
Paperback | Pages: 291 pages Rating: 3.85 | 1695 Users | 255 Reviews
Explanation Conducive To Books Ibuk,
"Seperti sepatumu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu mesti kuat. Buatlah pijakanmu kuat.”-Ibuk-
Masih belia usia Tinah saat itu. Suatu pagi di pasar Batu telah mengubah hidupnya. Sim, seorang kenek angkot, seorang playboy pasar yang berambut selalu klimis dan bersandal jepit, hadir dalam hidup Tinah lewat sebuah tatapan mata. Keduanya menikah, mereka pun menjadi Ibuk dan Bapak.
Lima anak terlahir sebagai buah cinta. Hidup yang semakin meriah juga semakin penuh perjuangan. Angkot yang sering rusak, rumah mungil yang bocor di kala hujan, biaya pendidikan anak-anak yang besar, dan pernak-pernik permasalahan kehidupan dihadapi Ibuk dengan tabah. Air matanya membuat garis-garis hidup semakin indah.
ibuk, novel karya penulis national best seller Iwan Setyawan, berkisah tentang sebuah pesta kehidupan yang dipimpin oleh seorang perempuan sederhana yang perkasa. Tentang sosok perempuan bening dan hijau seperti pepohonan yang menutupi kegersangan, yang memberi nafas bagi kehidupan.

Specify Books To Ibuk,
Edition Language: | Indonesian URL http://www.gramediapustakautama.com/buku-detail/85925/ibuk, |
Literary Awards: | Kusala Sastra Khatulistiwa Nominee for Fiksi - longlist (2012) |
Rating Regarding Books Ibuk,
Ratings: 3.85 From 1695 Users | 255 ReviewsComment On Regarding Books Ibuk,
Pertama melihat buku ini di salah satu rak toko buku langsung tertarik karena judulnya, "Ibuk" bukan Ibu. Kata "ibuk" seolah langsung menghipnotis untuk melihat lebih lanjut, apalagi disampul terdapat embel - embel best seller atau apa ya, ekspetasi saya adalah sebuah buku yang benar - benar mengharukan dan menginspirasi. Ternyata saya kurang tepat hehe, walau ya memang ada point-point mengharukan dan menginspirasi tetapi hanya sekian persen saja. Rasanya seperti terlalu bertele-tele, bahkanSebenernya kalo disuruh ngereview buku ini bingung. Gimana, ya? Kayak baca diary orang, trus kenapa harus direview? Gitu.Tapi siapa juga yang nyuruh si sayah ngereview? Oia, kan suka ada Aki Hippo dari Hongkong yang males buka link. Hahahah. Selamat, yah. Aki jadi disebut terus :P *masih nyeri hate soalnya. Peureus, Jendral! Hahaha...*Omong-omong...Siapa sih, yang nggak bangga sama ibunya sendiri? Sayah pikir semua orang pasti bangga akan ibunya, apapun keadaan dan pekerjaan ibunya. Sayah
tajuk sudah jelas Ibuk, maka harusnya penulis menulis seluruhnya tentang Ibuk itu sendiri dari awal hingga keakhirnya. tiada klimaks mahupun konfliks.srhingga penghabisan, jelas yg cuba dipamer penulis adalah tentang kisah hidupnya dr kecil hingga saat dia bisa menulis buku ini.kisarannya tentang ibu bukan? penulis harus bisa asing ceritanya tentang dia di negara asing. seolah terlalu menunjuk apa yg dialami selama hidupnya.samada penulis tersalah memilih tajuk, atau penulis tersalah jalan

Sebuah kisah yang mengguggah, kisahny sama seperti 9 summer 10 autumns, namun dibalut dengan penggambaran yg berbedaKisah lebih runtut dijelaskan dari awal ibuk bertemu bapak sampai kisah terakhir bapak telah tiada setelah kesuksesan 5 anaknya.Kisahnya menyentuh hati, disini mas Iwan begitu detail menceritakan kisahnya. Setelah membaca buku ini kita bisa menjadi lebih banyak bersyukur, bahwa diluar sana masih banyak orang yang tidak mampuuntuk makan sehari hari saja harus berpikir, kita yang
Ibuk, membuat saya menangis. Kapan terakhir kali saya menangis karena sebuah buku cerita? Saya sudah lupa. Mungkin SMP. Kalau tidak salah, saat itu saya menangis sebab Surat Kecil untuk Tuhan. Mengapa saya menangis sebab sebuah buku cerita? Saya merasa masa kecil saya dituliskan oleh Bayek. Masa kecil Bayek begitu dekat dengan masa kecil saya sendiri. Kami sama-sama tinggal di Kota Batu, walau berbeda masa. Saya merasa terhubung dengan Bayek. Kami sama-sama tahu rasanya. Manis pahit perjuangan.
sederhana, mengena.
Sebenarnya, ada banyak ibu hebat di luar sana yang berjuang lebih berat, lebih berdarah-darah agar anak-anaknya bisa survive..kelebihan Iwan Setyawan adalah, dia bisa sampai ke NYC, dia bisa menulis novel.saya suka gaya bahasanya, singkat, padat, tidak bertele-tele. Cocok untuk cerita yang diambil dari kisah nyata.
0 Comments